Sep 21, 2007
Terpuaskan...
Pagi ini, aku merasa puas. Dua kali sekaligus.
  1. Tadi, ke pasar. Niatnya mo ngembaliin barang yang kemaren aku beli, yang ceritanya adalah sambungan kabel untuk USB port. Kenapa dikembaliin? Satu, karena ternyata ujungnya sami mawon sama ujung USBku, jd si USBku gak bisa masup. Dua, kayaknya emang si laptop berumur itu benar2 udzur, ketika drivernya dicoba untuk diinstall, dia gak bereaksi. Hm...nasib. Nah, balik ke urusan di pasar. Aku kembali ke toko tempat beli barang itu dengan deg2 plis dan mulut komat-kamit berdoa, berharap aku bisa kembaliin itu barang dan paling gak uangku bisa kembali 80%nya aja. Eeehhh...ternyata si pedagang baik pisan. Uangku dikembalikan utuh! Pelayanan yang memuaskan! Oh ya, itu tokonya ada di sebelah paling pojok kanan pasar. Butuh alat2 komputer standar dan alat tulis? Coba aja ke sana
  2. Nah, ini lebih menyenangkan lagi. Aku kan lagi apply fastnet yang cepek ceng (yg plg murmer itu loch) sbg penunjang being a WAHM. Tapi, supaya irit, aku pake modem lama yang dipake kantor skrg. Trus, setelah beberapa kali menghubungi CS mereka, baru hari ini aku terpuaskan dengan semua penjelasan mereka. Kemaren2 itu, kayaknya CS yang lain sama awamnya dg aku. Tapi, alhamdulillah pagi ini aku dapet CS yang pinter. Jadi, gak perlu 'tegas' ngomongnya. Aku sampe bilang ke dia, "Mas, bilangin dong ke temen2nya spy kalo ngejelasin kayak Mas, jadi pelanggan enak gitu." Dan, dia makin semangat ngebantu aku, sampe ngasih nomor HP...eits...bukan nomor HPnya sendiri, tapi nomor HP temennya yang memang in charge buat wilayah rumahku. Hueheheheheheeee...

Yah, jadi begitulah...

Pagi ini diawali dengan rasa puas, hopefully it will last 'til the end of the day...kalo perlu sampe the end of the world!

Labels:

 
ditulis oleh Nadiah Alwi - Write at Home Mom pada jam 11:21 | Permalink | 0 komentar
Sep 12, 2007
Itulah Gunanya Emas...
Aku dan Mama nggak terlalu tertarik pada perhiasan. Beda dengan Jidah (Nenekku) yang suka mengoleksi berbagai jenis perhiasan. Karena itu, biasanya, perhiasan yang aku dan Mama punya adalah pemberian Jidah (Hm...tapi Mama masih ada sih yang beli sendiri, aku gak kayaknya hihihi).

Oh ya, ini maksudnya perhiasan yang dari emas ya.

Waktu mau dilamar Abi, aku ditanya mau perhiasan apa. Aku bilang apa aja deh, tapi maunya emas putih. Maka itu pun yang dibeliin si Abi. Tapi, taunya Umminya Abi juga kasih perhiasan (surprise gitu maksudnya kayaknya), emas kuning. Hehehe...secara mertua yang ngasih aku senyum2 aja.

Tapi, sekarang aku justru melihat sisi lain kegunaan perhiasan. Tadi siang ada urusan di pasar, mampir ke toko emas punya Papanya temen baik yang kebetulan aku lewati, sekalian silaturahmi mo puasa. Di sebelahku ada ibu2 muda lagi jual emasnya, masih tawar-menawar dengan penjaga toko yang lain(iya, ngaku, aku agak nguping hihihi...).

Kayaknya si Ibu itu gak terlalu rela melepas perhiasannya.

"Bagus nih, emas putih. Naikin dong. Kalo gak BU juga gak jual."

"Loh, emang itu kan gunanya emas, Bu. Kalo butuh uang ya dijual. Ya udah deh, saya naikin segini ya..."

"Ya udah deh."

Hm...sebelum si Ibu itu menerima uangnya, aku dah pamit ke si Oom, Papa temenku itu. AKu jadi senyum2 sendiri.

Beberapa waktu yang lalu, aku pernah melakukan apa yang Ibu itu lakukan. Tapi, ekspresiku gak semelas dia. Mungkin karena aku memang gak terlalu 'cinta' sama perhiasan yang kujual ya?
Sekarang, aku masih punya beberapa perhiasan, tapi semua yang ada kenangannya (Aku emang agak2 sensitif soal barang2 berkenangan). Mudah2an gak perlu sampe menjual salah satu di antara segelintir sisa-sisa perhiasanku itu. Mungkin kalo sampe harus kejual, wajahku lebih melas dari si Ibu tadi...karena yang aku jual bukan perhiasannya, tapi kenangannya. Huhuhu...

Labels: ,

 
ditulis oleh Nadiah Alwi - Write at Home Mom pada jam 16:29 | Permalink | 3 komentar
Sep 10, 2007
Turut Berduka Cita

Aku 'kenal' Bebek sudah cukup lama. Beberapa kali aku main-main ke 'rumah'-nya. Di juga pernah maik ke 'rumah'-ku.

Dan, hari ini, aku baru saja mengetahui bahwa ia sudah dipanggil-Nya.

Selamat jalan, Bebek. Semoga amal ibadahmu menjadi penolongmu di hadapan-Nya. Amin.

Labels: , , ,

 
ditulis oleh Nadiah Alwi - Write at Home Mom pada jam 15:52 | Permalink | 0 komentar
Sep 5, 2007
2 Penulis yang Menginspirasi
Sebanarnya, banyak sekali penulis-penulis (dan pekerja buku lainnya) yang menginspirasi. Tapi, belakangan ini ada dua nama yang cukup bikin aku semangat. Rini Nurul Badariah dan Primadonna Angela.

Postingan Rini, my dear friend, selalu memompa semangatku sampai level teratas. OMG, dia sudah selesai mengerjakan ini, dan lagi mulai mengerjakan itu? Wow! Bukan cuma postingannya sih sebenarnya, tapi juga obrolan2 kami di YM. Mulai dari ngomongin kerjaan sampai hal2 lain, semua bisa menginspirasi dan membangkitkan semangat.

Postingan Donna tentang project2nya sementara ia disibukkan dengan ke-2 anaknya dan online bisnisnya juga menjadi pemicu semangatku. Belum selesai aku terkagum2 dengan rencana penerbitan satu novelnya, dia sudah mulai membahas karya lain.

Energi kedua perempuan hebat ini sepertinya gak ada habisnya. Sementara kok nampaknya energiku cepat habis? Hm...ini berarti ada yang harus kubenahi.

Mudah2an segera ketemu apa yang harus dibenahi, sehingga semangat dan inspirasi yang kudapat dari Rini dan Donna gak terbuang sia-sia tapi bisa menghasilkan sesuatu.

Amin.

*Aku juga terinspirasi dengan kata2 Isman, suami Donna, di milis Writer's Tavern, "Ide Tidak Akan Berharga, Tanpa Diwujudkan."*

*Yuk, mari kita wujudkan ide2 yang sudah lama cuma bisa menari2 di kepala...siapa tahu ide itu bisa menari2 dalam aliran kata-kata di dalam sebuah buku yang di covernya ada nama kita...*

Labels: , ,

 
ditulis oleh Nadiah Alwi - Write at Home Mom pada jam 19:44 | Permalink | 1 komentar