Sep 23, 2008
Enggan Menulis
Jujur, semenjak aku sakaw si Pinky (Asus eee), yang ada aku malah males nulis. Penah nyoba lanjutin cerpen yg udah 70%, stuck di penambahan 1/2 halaman saja.

Pernah sih nulis cerita pendek banget di sini. Tapi, ya, segitu doang...bener-bener puendek!

Hasrat untuk kembali menulis novel juga tinggi...tapi selama ini ngebayanginnya nulisnya pake si pinky.

Dua hari yang lalu, di salah satu forum, ada yang jual asus eee 2g dengan harga 2.5jt. Aku minta Abi kontak orang itu. Sayang, hanya ada warna hijau dan biru. Tadinya, jika harga bisa digoyang, sehingga kalopun aku kudu minjem sisa kekurangan tabunganku maka pinjaman itu gak terlalu besar, aku mau ambil yang hijau. Tapi, masih belum jodoh, si penjual gak mau mengurangi harga.

Ya sudah, belum rejeki. Aku sang penganut 'Everything happens for a reason' langsung berbaik sangka kepada Sang Pengatur segala. Ia ingin aku mendapatkan si Pinky dan tak ingin aku berhutang walau sedikit. Jadi, menunggu sepertinya lebih baik untukku. Ya, skenario yang indah, ya Rabb. Terima kasih.

Sampai semalam, keinginan menulis itu masih besar...dan masih hanya ingin kulakukan bersama si Pinky. Tapi, demi membaca postingan sahabatku yang produktif ini, aku tergugah.

Kenapa aku harus bergantung pada si Pinky? Toh selama ini, tanpanya, aku selalu bisa menulis. Kenapa aku jadi seperti anak manja yang merengek mainan kepada orang tua--bedanya ini aku merengek kepada diri sendiri hehe?

Jangan-jangan dengan aku semangat menulis, tabunganku untuk mendapatkan si Pinky justru bertambah. Buktinya, kemarin, honor cerpen di Femina bisa menutupi beberapa puluh persen kekurangan tabunganku.

Ya, aku harus menulis. Aku harus menulis!


 
ditulis oleh Nadiah Alwi - Write at Home Mom pada jam 08:51 | Permalink | 0 komentar
Sep 19, 2008
Menulis dalam Kepala
Di acara Creative Writing Workshop di Gramedia Matraman tahun 2004 yang dulu aku ikuti, Mbak Naning Pranoto, sang narasumber, mengajak peserta menulis dalam kepala.

Hm?

Yup. Merangkai kata, kalimat, paragraf, hingga keseluruhan teks dalam benak kita.

Yang satu ini, bagiku, sangat menarik. Karena, ternyata aku sudah melakukannya semenjak kecil. Tanpa kertas, pena, mesin tik ataupun seperangkat komputer, aku sudah sering membuat cerita di kepalaku.

Menurutku, ini latihan menulis yang paling TOP. Tanpa merangkaikannya dalam kumpulan huruf, kita dapat membuat sebuah tulisan. Bahkan, tanpa bantuan penghapus, tip ex, tombol backspace ataupun del, kita dapat langsung mengoreksi 'tulisan' kita.

Latihan ini bukan hanya melatih kita menulis, namun juga dapat membantu kita berpikir secara runut.

Karena sekarang waktu untuk menulis--di luar pekerjaan kantor--semakin sedikit, maka aku lebih sering menulis dalam kepala. Tulisan ini juga sempat aku exercise di kepala.

Hasilnya? Intinya sama, namun penyampaiannya agak berbeda.

Yuk, menulis dalam kepala.

 
ditulis oleh Nadiah Alwi - Write at Home Mom pada jam 18:30 | Permalink | 0 komentar
Sep 13, 2008
Gemukan
Dalam seminggu ini, sudah ada 2 Tante yang terpana dan bilang, "Kakak gemukan ya?"

Iyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...iya, aku gemukan.

Celana kesempitan, lengan baju kesempitan...semuaaaa kesempitan.

What should I do?

DIET! --> *sambil menatap diri dengan tatapan 'ih gitu aja gak tau!'*

ket gambar: NOT my feet, NOT my scale

 
ditulis oleh Nadiah Alwi - Write at Home Mom pada jam 19:35 | Permalink | 2 komentar
Cinta Toko Buku
Gimana gak cinta coba? Kalo lagi di toko buku, bawaannya pengen pulang.

Loh? Katanya cinta?

Iya...cinta karena belum lima menit menjejakkan kaki di dalamnya, ide2 langsung berseliweran di kepala. Kalimat2 langsung terangkai. Plot2 langsung terbentuk.

Huhuhu...andaikan aku punya si Pinky, mungkin sudah langsung cetak-cetok alias mencetin tuts keyboard di dalam itu tobu.

Tadi, aku mampir ke Periplus dan Aksara di Plaza Indonesia setelah sebelumnya menghadiri undangan dari Majalah Alif. Sudah barang tentu gak beli buku--karena prefer buku second seperti yang di sini, tapi lihat2 aja dan menggali inspirasi.

Di masing2 tobu, paling aku menghabiskan waktu kurang dari 20 menit. Dan, sambil nunggu Abi jemput, aku duduk di depan salah satu lobby (lupa lobby apa, yg menghadap ke Grand Indonesia itu loh). Kukeluarkan buku catatan--yang biasa buat nulis kerjaan di kantor--, melanjutkan cerita yang pernah kutulis di sana dan mencorat-coret segelintir ide.

Tentunya, sambil membayangkan bahwa yang di hadapanku adalah si Pinky instead of a notebook (buku catatan beneran ini loh!)...

Oh, how I love bookstores!

 
ditulis oleh Nadiah Alwi - Write at Home Mom pada jam 18:13 | Permalink | 0 komentar
[Hana] Rindu Perpustakaan
Barusan, sebelum bobo, Hana ngeluarin koleksi buku2nya dari tas yang dia suka bawa ke mana2.

Karena, dia asik dengan buku, aku buka2 MP. Tiba2 ada protes keluar dari mulut mungilnya...

"Bunda, kok di sini gak ada perpustakaan sih?"

"Di mana?"

"Di Indonesia..."

"Ada..."

"Ooh...yang waktu itu ada Kakak Riski-nya ya?"

"Bukan, Hana...itu toko buku."

Ternyata dia me-refer ke MP Book Point tempat launching buku "Kecil2 Punya Karya" yang salah satu penulisnya adalah Riski, pembawa acara favorit Hana di Space Toon. Saat itu aku sedang bertugas meliput dan dia kuajak.

Akhirnya aku coba gali2 ingatannya saat aku ajak dia ke launching OGOL di Perpustakaan DepDikNas. Kayaknya dia lupa-lupa ingat.

Tapi dia bilang, "Tapi, perpustakaan yang itu jauh dari rumah."

Wah, ini jadi PR untukku. Aku harus sering mengajak si Kriwil satu itu ke perpustakaan. Hm...di mana ya perpus yang dekat rumah?

 
ditulis oleh Nadiah Alwi - Write at Home Mom pada jam 17:57 | Permalink | 0 komentar
Sep 9, 2008
[Hana] Sebanyak Ubur2 di Lautan
Dua minggu yang lalu...

Bunda: Na, Hana cinta Bunda seluas apa?
Hana: Seluas jagad raya, Bunda...


Seminggu yang lalu...

Bunda: Hana sayang Bunda sebanyak apa?
Hana: Sebanyak bintang di langit...


[Dua adegan di atas hasil dari ajaran Bunda yang suka bilang "Bunda cinta Hana seluas jagad raya, sebanyak bintang di langit, dll]


Hari ini...

Bunda: Hana cinta Bunda sebanyak apa?
Hana: Sebanyak ubur-ubur di lautan, Bunda...muach!
Bunda: Heh? Huahahahahahaaaaaa...

Adegan terakhir ini tanpa bimbingan apa2, dan asli Bunda n si Abinya Hana ngakak sengakak2nya...

 
ditulis oleh Nadiah Alwi - Write at Home Mom pada jam 16:09 | Permalink | 0 komentar
Another Short Story in a Magazine
Tiba2, tadi, di lift, ada SMS dari Uci. Isinya:

"Horee, ada cerpen Nad di Femina *plus, gambar Uci eh gambar emoticon lompat2an* (peace, Ci!)

Langsung deh deg2an. Aku bales, tentunya dengan nada tak percaya.

Hm...tapi langsung inget 2 miskol dari majalah tersebut di HP-ku per tanggal 25 Agustus yang lalu. Aku telp balik ternyata yang dulu megang CerPen dah ganti dan aku telp gak bisa lagi (entah knp wkt itu ada feeling kalo telp itu berhub dg cerpen). Mana pulsa HP abis. Akhirnya pasrah, dan dengan silly-nya bikin status di FaceBook:

"Nadiah hopes that whoever contacted her today at 15.21 will call her again tomorrow..."

Hehehe...

Secara gak ada telp lagi keesokan harinya, aku langsung menghapus harapan. Bahkan, melupakannya.

Dan, ternyataa...beneran dimuat! Langsung beli majalahnya di StarMart di basement kantor. Cuma, kudunya harganya 17.500, eh jadi 25.000. Gede bener ya ngambil untungnya.

Untuuuung aku lagi hepi, jadi ya gak ngomel2 berkepanjangan.

Alhamdulillah, setelah hampir 4 tahun berselang (terakhir CerPen-ku dimuat Femina untuk yang kedu akalinya adalah di bulan Desember 2004), akhirnya ada lagi CerPen-ku yang bisa tembus majalah favoritku saat kuliah dulu.

Judul aslinya: "Suami Setia sang Penulis", setelah diedit jadi: "Suami Setia" ajah.

Hehehe...

Thanks buat Uci yang udah ngasih tahu dan bikin my morning smileful. Thanks to Femina yang dah memuat cerpenku (lagi).


 
ditulis oleh Nadiah Alwi - Write at Home Mom pada jam 05:13 | Permalink | 0 komentar
Sep 7, 2008
Happy Birthday to You!
Astro Oasis di Indonesia berulang tahun yang pertama hari ini.

Kalau diumpamakan seorang anak, mungkin Astro Oasis adalah anak yang luar biasa. Ia sudah melewati tahap belajar jalan dan bicara. Ia sedang ingin berlari kencang.

Tengok saja tayangannya yang begitu bervariasi dan menginspirasi. Mulai dari yang bermuatan gaya hidup, informasi, edukasi, hingga drama.

Bukan, bukan karena aku bagian dari saluran keluarga bermuatan Islami ini maka aku memuji. Kalaupun aku memandang dari luar--sebagai orang luar--, aku pun akan mengaguminya.

Bersama Astro Oasis, seakan setiap hari adalah Ramadhan. Setiap hari, kita diingatkan untuk dekat dengan Sang Pencipta.

And, is there anything lovelier than that?

 
ditulis oleh Nadiah Alwi - Write at Home Mom pada jam 08:28 | Permalink | 0 komentar
Sep 3, 2008
Akhirnya ke Dokter Gigi, Tapi KOK?!
Semalem, Hana gak bisa tidur nyenyak. Bahkan selama hampir satu jam nangis walo sambil merem.

Akhirnya, aku dan Abi memutuskan kalo Hana perlu ke dokter gigi.

Secara semua data kesehatan Hana ada di Hermina, kami membawanya ke sana. Setelah dicek, ternyata ada satu dokter gigi anak (pedodonsi) yang praktek hari ini.

Dokternya baik, lembuuut banget. Tapi...kok ngasih Bufect Forte sebagai pain killer?

Kandungannya adalah ibuprofen yang setelah aku cari tahu berefek samping iritasi lambung, dan pendarahan saluran pencernaan. Sumber lain menyatakan bahwa ibuprofen dapat menurunkan trombosit (sel darah merah) dan menyebabkan perdarahan organ dalam.

Tadi, feelingku mengatakan gak usah beli obat itu. Tapi, gebleknya aku beli juga. Barusan pas abis nyari2 info di milis SEHAT langsung sebel dan nyesel deh udah mbeli. Ck!

Hana masih mengeluhkan sakit pada gusi gerahamnya yang kata dokter memang sepertinya akan keluar gigi. Kalo berasa sakit lagi, nanti kasih tempra aja kali ya? Kan bisa menghilangkan nyeri juga.

Mudah2an Hana bisa bobo malam ini, jadi emaknya gak perlu begadang jangan begadaaanggg...

Tadi, aku sempet foto2 dikit di ruang praktek drg--wajah dokternya gak kliatan--, tapi sayang, USB bluetooth dan kabel dataku rusak. Besok kali ya...

 
ditulis oleh Nadiah Alwi - Write at Home Mom pada jam 16:24 | Permalink | 0 komentar
Sep 1, 2008
Hana Demam, Karena Gigi?
Sudah beberapa hari Hana mengeluh giginya sakit. Hm, aku pikir gaya2an aja--semenjak sekolah acting-nya tambah seru.

Tapi, barusan, kayaknya aku harus menganggap serius keluhannya. Dia demam.

Tadi, dia nunjukin kalo rasa sakitnya ada di sekitar gusi tempat tumbuhnya gigi geraham. Kucoba sentuh, kok kayaknya memang agak berunjulan, kayak ada gigi yang lagi meronta keluar.

Temans, sharing2 dunk...apa iya balita usia 4 tahun 2 bulan bisa tumbuh gigi gerahamnya? Dan, apakah panasnya tinggi? (Termometer di mulut 39 C, di ketiak 37.8 C).

Thanks, yaa...

PS: Tadi cari2 di google dan milis SEHAT kok gak nemu ya? Aku curiganya karena lagi terkena sindrom panik, makanya keyword yg aku pakai ngaco2. Plis help.

 
ditulis oleh Nadiah Alwi - Write at Home Mom pada jam 16:50 | Permalink | 0 komentar