Apr 2, 2008
Tentang Abi dan Teh
Banyak hal yang baru kuketahui tentang Abi setelah kami menikah--padahal masa perkenalan kami cukup lama, 1 tahun 10 bulan.

Salah satu yang bikin heran adalah tentang TEH.



Memang, saat Abi ngapel dulu, aku jarang menghidangkan teh. Lebih sering sirup, soft drink, kopi atau susu coklat kesukaannya. Jadi, saat aku harus menyiapkan teh hangat setiap hari sebagai teman sarapan sang suami, aku terheran-heran.

Kenapa kah? Karena, ternyata Abi sangat CEREWET untuk urusan teh. Kurang kental, kurang pas, dan kurang-kurang lainnya.

Susah juga, karena aku pada dasarnya peminum segala. Teh kayak apa juga asal manis bisa kuhirup dengan lezatnya. Maka, aku bertekad untuk bereksperimen dengan teh.

Setelah interogasi sedikit, terungkaplah bahwa Abi suka teh yang kental dan beraroma melati. Sementara, aku paling nggak suka teh melati. Kacau.

Tahun pertama perkawinan, aku menyiasati dengan membeli dua jenis teh. Satu pak teh celup biasa dan satu pak lagi teh bubuk aroma melati. Untukku cukup celupan teh biasa, sementara untuk Abi, aku mencampur teh celup dan teh melati--karena teh melati saja kurang kental.

Semua beres. Aku mulai mengajarkan asisten di rumah cara penyajian teh sempurna ala Abi. Gagal! Tak ada satu cangkir pun yang lewat dari komen pahit Abi. Maka, urusan teh-mengeteh kembali ke tanganku.

Waktu berlalu. Dan, ternyata aku terpengaruh. Aku mulai juga meracik teh ala aku. Teh celup plus sedikit teh melati. It's not as bad as I thought. Ya, aku mulai menyukai racikan teh melati.

Saat ini, sudah hampir lima tahun kami berumah tangga. Dan, yah, aku pun menjadi pecinta teh (baca=pilih-pilih dan cerewet kalau berurusan dengan teh). Aku mulai bisa membedakan mana teh yang enak dan mana yang kurang pas.

Pertengahan bulan lalu, aku membeli teh rasa vanila (teh bubuk), sekedar untuk coba-coba. Kucampur-campur dengan teh celup dan teh melati, kadang hanya dengan teh melati. Dan, wow! Rasanya mantab!

"Bi, gimana racikan teh yang ini?"

"Enak!"

Yes! Akhirnya ketemu juga rasa teh yang kami berdua suka. Maka, tiap pagi, aku meracik teh untuk kami sekeluarga. Memang repot karena aku harus menyeduh beberapa jenis teh. Tapi, rasanya yang ok dan aromanya yang sip membuatku rela sedikit bersusah payah.

Hana juga ikut minum teh. Tapi, untuk si Kriwil aku buatkan yang encer, kadar tehnya mungkin hanya 20% (bahkan kurang). Si kocak satu itu memang sudah terlihat bakat pencinta tehnya sejak kecil. Ada satu tempat yang sering kami kunjungi dan menyediakan lemon tea yang enak, Hana tahu itu. Dan, dia sering mengajak kami ke sana hanya untuk minum teh itu.

Gak disangka, ternyata ada juga persamaanku dengan dua Gemini itu (Abi dan Hana). TEH.

 
ditulis oleh Nadiah Alwi - Write at Home Mom pada jam 15:09 | Permalink |


0 Komentar: