Jujur, aku tipe orang yang suka mempertanyakan apa2 yang terjadi dalam hidupku.
"Kenapa sih ini jadinya begini?"
"Kok akhirnya begini? Kan maunya aku ya begitu?"
Dan lain2.
Aku begitu sejak kecil. Dan, bertambah parah semenjak lewat masa remaja. Kadang sekarang masih, tapi langsung diingatkan sama Abi untuk istighfar.
Aku pun istighfar, karena tahu itu salah.
Aku bahkan membeli buku "Mengapa Harus Berserah" karya Ibn Athaillah terbitan Serambi untuk mengobati penyakit hati ini.
Sampai akhirnya aku tersadar bahwa sebenarnya semua kejadian dalam hidupku (termasuk yang kurang menyenangkan) membawaku kepada kebaikan.
Semisal, hari ini aku menangisi sesuatu, lalu setahun atau bahkan beberapa tahun kemudian, aku mendapati hal yang baik yang kalau dirunut, ada hubungan sebab-akibat dengan hal yang aku tangisi dahulu.
Aku semakin sering istighfar.
Allah lah yang paling tahu apa yang terbaik untukku. Sekalipun aku menangisinya kini, ternyata kelak tangis itu berbuah senyum, bahkan tawa.
Ya Allah, maafkan aku pernah berburuk sangka. Dan, alhamdulillah Engkau sudi membukakan pintu hatiku entah untuk yang keberapa kalinya.
Ya Allah, kumohon Engkau selalu sudi menerangi hatiku. Dan, hati semua umat-Mu. Amin.