Pagi ini, satu cerpen lagi selesai kutulis. Alhamdulillah. Kali ini endingnya aku bikin bahagia dan gak ngegantung--paling gak menurutku sih gak nggantung ya.
Aku ikut senyum2 sendiri jadinya.
Apalagi ada adegan yang bikin aku inget sama pengalamanku sendiri--yang hepinya, bukan yang sedihnya. Oh ya, depannya agak2 sedih gitu deh, itu loh yang sampe dadaku ikut ngerasa sesak.
Total kata-katanya hanya 2.733, sebelum proses editing. Niatnya mau diendapin dulu selama beberapa waktu, baru nanti aku baca2 dan utak-atik lagi.
Oh ya, ada satu cerpen yang tahun lalu kukirim untuk ikutan lomba cerpen Femina--dan tentunya gak lolos. Cuma, temanya terlalu gimanaaa gitu. Harus aku poles sedikit di sana-sini supaya lebih halus dan mengandung pesan yang lebih baik.
Tapi, kok mood ke arah sana belum ada ya? Mungkin karena aku masih belum tahu mau gimana ngutak-ngatiknya.
Ada juga beberapa cerpen yang terhenti di halaman pertama. Gak mood juga buat nerusinnya. Gak semangat. Mungkin karena ceritanya kurang dong.
Gak sabar mo mulai cerita baru yang idenya muncul saat aku lagi dalam Bus 640--betapa bus itu begitu berarti belakangan ini, hahaha! Ide cerita baru ini kinda touchy juga sih. Hm...jangan2 aku mang penulis cerita sedih kali ya? Oh no!