Nov 1, 2008
Apa Sih yang Dibutuhkan Pelanggan?
Mbak-mbak berkulit putih mulus dengan rok yang tidak panjang yang rela dipajang di counter dengan tatapan kosong saat sang pelanggan menyampaikan keluhan?

Ckckck...betapa dangkalnya para pegawai recruitment perusahaan tersebut menilai para pelanggannya.

Tidak semua pelanggan adalah oom-oom yang akan lupa dengan segala keluh kesahnya jika si mbak-mbak tersenyum manis--masih dengan tatapan kosongnya.

Begini ceritanya...

Jum'at kemarin, aku ke counter CS sebuah perusahaan telepon genggam. Seorang mbak-mbak cantik--yang menurutku kalau dia bisa berakting bisalah jadi pemain sinetron--menyambutku. Ia menanyakan keluhanku.

Nah, mulailah aku nyerocos panjang lebar tentang HP-ku yang memory card-nya tidak ter-detect dan sudah kucoba format, dll...blablabla...--dengan pikiran positif bahwa dia paham akan apa yang kukeluhkan.

Tapi...aku mulai ragu saat melihat tatapan kosong dan wajah bengongnya.

"Sebentar ya, Mbak, saya cek dulu ke teknisinya."

Entah dia bicara apa di dalam. Lima menit kemudian, setengah badannya muncul di pintu sambil mengulang kalimat si teknisi, "Nggak bisa diformat?"

"Mbak, jangan diformat dulu...kalau datanay masih bisa kebaca, tolong diselamatkan...kemarin di komputer saya bisa...blablabla..."

Aku kasih penjelasan dengan suara agak lantang, berharap si teknisi dengar.

Dan, yak...berhasil! Si teknisi--seorang cowok yang kayaknya gak bisa jadi pemain sinetron kecuali dia bisa melucu--keluar.

Nah, sama cowok ini, aku bisa diskusi panjang lebar tentang keluhanku. Dia juga bisa kasih solusi yang masuk akal.

Walaupun akhirnya pulang dengan HP yang memory card-nya masih gak jelas nasibnya, aku lebih puas karena merasa pelayanannya gak parah2 amat dan masuk akal.

So, para perusahaan? Masih mengandalkan CS yang sekarang?

Aku sih sarankan kalian menggantinya dengan teknisi yang tidak perlu secantik Luna Maya ataupun Tamara Blezinsky, tapi mengenal produk dengan baik dan dapat menjawab pertanyaan (bahkan berdiskusi dengan) pelanggan mengenai keluhan mereka.

 
ditulis oleh Nadiah Alwi - Write at Home Mom pada jam 11:58 | Permalink |


0 Komentar: